Minggu 5 September 2010 adalah waktu dimana suster yang menjaga Ave tidak datang. Hari itu juga kami gunakan untuk mencoba mengurus Ave tanpa suster. Namun ternyata sulit juga. Walau beberapa waktu Ibunya ikut mencoba, seperti mengambil slam, tetapi dalam kenyataan kesulitan ada pada pembiasaan dan disiplin.
Pagi, kami bergantian dengan Mbah Ti kegereja dengan maksud agar bisa menjaga Ave secara bergantian agar bisa mengisi kekosongan untuk menjaga sang buah hati.
Ketidak biasaan untuk membuat disiplin harian juga membuat waktu sehari seolah lama. Kadang kita juga masih tergagap seolah menjaga ‘barang antik’ yang mudah pecah. Jui panggilan baby siter Ave juga masih hijau pengalamannya sehingga keberanianpun kurang.
Sabar itu adalah kunci utama dalam menjaga bayi Trisomy, selain itu kebiasaan untuk mendekatkan diri dan tidak takut membuat segalanya lancar. Mbah ti nya pun yang sudah mengerti dan mempraktekkan segala hal ternyata juga ndredek tak kala mengambil slam Ave. Aku juga ikut-ikutan panic. It’s a panic time, dalam istilah waktu aku bekerja di televisi asing. Sampai-sampai untuk mengganti tabung oksigen saja butuh waktu dan Ave sempat membiru. “wah-wah gimana ini”.
Saking takutnya terjadi sesuatu, kamipun tak bisa tidur nyenyak. Memberinya susu melalui sonde juga tidak boleh sembarangan. Begitu juga sehabis Ave minum susu, kita tak boleh langsung menggendongnya atau menggerakkannya, nanti dia bisa muntah. Jadwal, kadang juga terlewatkan, seperti minum obat.
Waktu pun berlalu, pagipun datang, aku pergi kerja dan suster telah datang. Oh, our sevior has come!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar